Tips Isi Kemerdekaan Ala Gus Karim

“Bulan Agustus merupakan bulan keramat bagi bangsa Indonesia. Dan (malam) ini merupakan hari terakhir di bulan Agustus 2024”, demikian disampaikan K.H. Abdul Karim Al Hafid (Gus Karim), menanggapi maraknya kegiatan yang dilaksanakan diberbagai tempat dalam rangka memperingati HUT kemerdekaaan RI ke-79, yang dikemas dalam acara Solo Bersolawat, di Masjid Raya Seikh Zayed pada Sabtu (31/08) malam kemarin.

Ini, katanya, merupakan suatu kebanggaan dan acara yang sangat luar biasa dalam mensyukuri kenikmatan dengan cara beribadah kepada Alloh SWT, khususnya dengan memperbanyak membaca solawat. “Solo berseri, Boyolali tersenyum, Sukoharjo makmur, Karanganyar tenteram, Wonogiri sukses, Sragen Asri, Klaten bersinar, Jawa Tengah aman, Indonesia maju berkat solawat. Alhamdulillah”, ujarnya.

Kemerdekan yang telah diberikan oleh Alloh SWT ini, terang Gus Karim, berkat jerih payah para pahlawan kita semua. Oleh karena itu, mari kita syukuri kenikmatan kemerdekaan yang telah dicurahkan kepada bangsa Indonesia dengan berbagai kegiatan yang bisa membuat Alloh SWT ridho.

Dalam tausiyahnya, Gus Karim memberikan tips cara mengisi kemerdekaan. Pertama, menjalankan perintah agama dengan baik. Caranya, mengaji dengan sungguh-sungguh. Apalagi pendidikan agama dan pengajian digelar diberbagai macam tempat, kapanpun dan tidak ada larangan.

Orang yang suka belajar ilmu agama itu, tuturnya,ibadahnya akan menjadi lebih baik. Karena, ibadahnya dilandasi dengan ilmu. Sebaliknya, orang yang beribadah tidak dengan ilmu, maka akan ditolak dan tidak diterima oleh Alloh SWT.

Kedua, ahlak yang baik. Orang yang mau belajar agama itu, katanya, ahlaknya akan menjadi lebih baik. Ahlak yang baik itu bagaimana ?.“Menghormati orang yang lebih tua dan mengasihi orang yang dibawahnya. Sepuh usianya, ilmunya dan yang lainnya”, terangnya.
Tapi, saat ini mencari orang yang memiliki ahlak yang baik itu susah. Ada anak, yang kadangkala bisa berlaku sopan (basa) dengan orang lain, tapi dengan kedua orang tuanya, belum tentu. “Bukan berarti dia tidak tahu atau tidak mau. Tapi, karena pendidikan agamanya kurang baik”, paparnya.

Selain berahlak baik, katanya, orang yang mau belajar agama itu, nantinya akan menjadi pribadi yang tawaddu’, andap asor. Sebaliknya, orang yang tidak mau belajar agama nanti akan menjadi orang yang sombong. Padahal sombong itu sifatnya iblis.

“Iblis itu mengerti dan menguasai ilmu yang ada di dunia ini. Semua ilmu yang ada didunia ini semua sudah ditelan oleh iblis, kecuali satu ilmu yang iblis tidak mau ialah ilmu tawadu’, tuturnya.

Adapun tanda orang yang memiliki illmu tawadlu’, diantaranya tidak mau meremehkan, menghina, dan mencaci maki orang lain. “Ini harus kita jaga betul. Apalagi kita ini orang Solo. Wong solo niku alus-alus”, ungkapnya.

Ketiga, mencintai produk Indonesia. Antara lain,bangga menampilkan karya anak bangsa. Termasuk dalam bertransaksi lebih mengutamakan rupiah daripada dolar.

Keempat, Suka menonton film perjuangan kemerdekaan. Dengan demikian kita tahu, bagaimana jerih payahnya para pahlawan dan syuhada, seperti Pangeran Diponegoro lan lainnya ketika sedang berjuang menggapai kemerdekaan.

Sebagai penutup, Gus Karim mengajak kepada kita semua untuk mengisi kemerdekaan ini dengan ide-ide yang baik, seperti idenya para pahlawan, syuhada, ulama dan lainnya.

“Mengisi kemerdekaan kok mengadakan lomba ”Merebut Istri orang”. Di video ada lomba itu. Ada juga permainan sepak bola, pesertanya laki-laki dengan mengenakan daster. Yang melihat ya banyak. Iki idene sopo”, ujarnya geram.

Ia mencontohkan, para pendahulu itu jika mengadakan lomba idenya bagus-bagus dan ada manfaatnya. Misalnya, balapan karung, memindah klereng dalam sendok yang digigit, makan krupuk dan lainnya. “Niku sedaya positif”, pungkasnya. (Abdus Sholeh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TOP