“Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar Kabiiro…” suara itu mulai menggema di seluruh jagad raya, karena malam itu Umat Islam di penjuru dunia merayakan kemenangan Hari Raya idul Fitri 1445 H/2024 M, setelah berpuasa 1 bulan lamanya, menahan haus, lapar, menahan amarah, menahan nafsu yang jelek, dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai hamba dari Allah SWT. sang pencipta manusia itu sendiri. Kewajiban berpuasa tercantum pula dalam Kitab Suci Al Qur’an, Q.S. Al Baqoroh ayat 183.
Malam itu khususnya Bangsa Indonesia, setelah Pemerintah melalui Kemenag mengumumkan hasil sidang isbat bahwa 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10/04/24, langsung di seluruh negeri menggema berkumandang takbir yang sangat sakral bersahutan ada yang diucapkan sendiri ada yang lantang dari pengeras suara masjid, ada yang diiringi tetabuhan hadrah atau alat drum band, bahkan ada yang pesta kembang api yang berwarna warni di angkasa.
Di masjid mulai ramai malam itu berdatangan anak-anak, remaja sampai orang dewasa mereka mau ikut merayakan malam kemenangan Idul Fitri dengan takbir keliling sekitar kampung jalan kaki, ada yang muter memakai mobil pick up, memakai truk, memakai kereta kelinci dan sebagainya.
Kota Surakarta, tepatnya di Kecamatan Jebres, Dewan Masjid Indonesia ranting Kelurahan Gandekan, tidak ketinggalan mengkoordinasi masjid, musholla, langgar di wilayah tersebut mengadakan tabkir keliling. Menurut salah satu pengurus DMI ranting Kelurahan Gandekan, Sumari, “takbir keliling diikuti sekitar 10 peserta, yakni diantarnya dari Masjid At Tajdiid, Surau/Langgar Jumroh Sinaba, Masjid Istiqomah, Masjid Mustaghfirin, Musholla Al Barokah, Masjid At Taqwa, Masjid Al Hikmah, Masjid Al Qudus, Masjid Darul Karomah, TPA Ar Rahman, Yayasan Sabilaal Muhtadiin peserta tidak saja anak-anak, remaja, orang dewasa juga ikut takbir keliling, peserta ada yang bawa peralatan takbir berupa tetabuhan/ hadrah, untuk penerangan memakai alat tradisional oncor atau obor terbuat dari bambu yang diisi minyak tanah, yang pembakaran ujung atau tutup dari kain yang di sumbatkan”.
Dari Kecamatan Banjasari, Musyafiq, salah satu pengurus MUI Solo yang berasal dari kelurahan Nusukan, mengatakan “yang mengadakan takbir keliling di Kelurahan Nusukan masjid/TPA Mukarromah kampung distrikan, Kelurahan Nusukan, Masjid Al Ikhlas, Masjid Al Muttaqin di kampung Praon Kelurahan Nusukan, Masjid Barokah, Mushollah Nurul Iman, ada juga Masjid/TPA Darmowiyoto kampung Nayu, Kelurahan Nusukan”. Dari kelurahan Kadipiro menurut Sri Hari Nugroho tokoh ulama setempat yang mengadakan takbir keliling, Masjid Nur Fadhillah, peserta kebanyakan anak-anak TPA dan dari sekitar masjid, takbir keliling meriah karena alat takbir berupa oncor atau obor dihiasi, seperti Masjid Al Ikhlas Kadipiro”.
Salah satu Pengurus PC DMI Kecamatan Serengan Ridwan Dawud Salam menyampaikan “yang mengadakan takbir keliling Masjid Al Furqon, Masjid Al karim, Masjid An Nafiu, Kelurahan Danukusuman, Masjid Al Mukarromah, Makam Bergolo, untuk Masjid Al Furqon Ridwan menyampaikan yang ikut banyak karena dari usia anak, remaja sampai orang dewasa, tambah meriah paling depan mobil pick up yang memuat sound system, membawa alat tabuhan”.
Kecamatan Pasar Kliwon Ustadz Basid salah satu Pengurus PD DMI Solo, menyampaikan Masjid Agung Kauman dan beberapa masjid/ langgar di Kelurahan Kauman juga turut memeriahkan takbir keliling, yakni, Langgar Winongan, Langgar Modinan, Masjid Sememen”. Musholin pengurus Masjid Shofa, masjidnya juga ngadakan takbir keliling selain itu Masjid, Masjid Sampangan, Masjid Muttaqin Gabudan, di kampung Kusumodilagan ada Masjid Amanah, Masjid Al Fatih”.
Kecamatan Laweyan juga banyak masjid, langgar musholla mengadakan takbir keliling. Pengurus DMI Kelurahan Bumi melaporkan “Masjid Tegalsari, Masjid Rahayu, Masjid Kabangan Masjid Baitussurur mengadakan takbir keliling dengan meriah salah satu satunya Masjid Rahayu paling depan mobil dengan sound yang memainkan musik kekinian untuk mengiringi takbir keliling”. Masjid sudah menyiapkan serius untuk memeriahkan malam takbiran sehingga sudah siap dengan beberapa sarana baik yang tradisional, maupun modern seperti laporan Arif Yuliyanto Bendahara PC DMI Kecamatan Laweyan, di kelurahan laweyan termpat asalnya peserta banyak yang memakai obor/oncor modern berupa lampu stik LED. Kelurahan Laweyan mengadakan takbir keliling bersama yang diikuti, Masjid Khirmani, Masjid Makmur, Masjid Baiturrohim, Langgar Merdeka”. Abi Qotadah dari DMI Kelurahan Purwosari, melaporkan “Masjid Muslim Todipan, Masjid Al Karim tegalmulyo, mengadakan takbir keliling peserta kebanyakan anak-anak”. Kelurahan Sondakan, Yayasan Masjid Langgar Se-Mutihan Kelurahan Sondakan, salah satu peserta takbir keliling Habibi Rohim melaporkan peserta dari Langgar Al Hikmah, Masjid Mujahiddin, Masjid Al Huda, Masjid Al Aqsha, Masjid Ar Rohmah, Langgar Mutihan”. Ahkam Pengurus Masjid Baiturrohman Tegalrejo, Sondakan menyampaikan masjidnya juga mengadakan takbir keliling, dengan menggunakan motor roda 3 di depan membawa bass drum untuk menambah semarak lantunan takbir.
Untuk takbir keliling selesai jam 21.00, setelah itu peserta ada yang pulang ada yang meneruskan takbiran di masjid sampai tengah malam. Di jalan pun ramai takbiran yang sifatnya pribadi tidak mewakili lembaga, dengan menggunakan mobil terbuka sambil membawa tetabuhan, membawa soud system yang sudah diseting dengan musik kekinian untuk mengiringi lantunan takbiran. Suara kembang api meledak di angkasa dari yang suara sedang sampai keras menghiasi kemeriahan malam Idul Fitri, ada juga yang menyalakan petasan.
